ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNN Indonesia --
Belasan siswa Sekolah Dasar Negeri Negeri (SDN) 05 Sidomekar, Kabupaten Jember, Jawa Timur diduga keracunan setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah setempat, Jumat (26/9).
"Kami mendapat laporan dari masyarakat tentang dugaan keracunan 16 siswa usai aktivitas MBG di SDN 05 Sidomekar di Kecamatan Semboro," kata Kapolsek Semboro Iptu Andrias Suryo Rubeda mengutip Antara, Senin (29/9).
Berdasarkan kronologi, ialah pukul 08.30 WIB, mobil nan mengantarkan MBG tiba di SDN 05 Desa Sidomekar dan pukul 10.00 WIB siswa menyantap makanan MBG. Namun, tiba-tiba siswa kelas 2, 5, dan 6 ada nan merasakan mual-mual serta tidak lezat pada perut pada pukul 10.10 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pukul 10.20 WIB, bapak dan ibu pembimbing membawa lima siswa nan keracunan tersebut ke Puskesmas Semboro untuk memeriksa kesehatan siswa nan mual-mual biasa tetap tinggal di sekolah," katanya.
Pada pukul 12.50 WIB, para pembimbing dan orang tua siswa membawa pulang siswa dari Puskesmas Semboro ke rumah masing-masing.
"Muspika Kecamatan Semboro dan tim dari Puskesmas Semboro mendatangi Dapur MBG di Desa Rejoagung, Kecamatan Semboro untuk meminta penjelasan ke kepala MBG," katanya.
Tim Puskesmas Semboro melaksanakan pengecekan dan penelitian terhadap sampel makanan nan didistribusikan saat itu dengan menu roti tawar, perkedel tempe, selada dan mentimun, keju, saos tomat, dan susu UHT.
"Kami sudah mendatangi tempat kejadian perkara, kemudian identifikasi petugas dari MBG, kepala mitra MBG maupun mahir gizi dan interview terhadap saksi-saksi, serta mengamankan sampel makanan guna dilakukan cek laboratorium," ujarnya.
Saat itu, menu MBG nan dibagikan kepada siswa terdiri dari roti tawar, perkedel tempe, selada dan mentimun, keju, saus tomat, dan susu UHT.
Sementara itu, Danposramil Semboro, Peltu. Suryo Hadi, menyebut bahwa sampel makanan MBG nan diduga menyebabkan 16 siswa keracunan sudah diambil untuk dilakukan uji laboratorium.
"Sampel makanan sudah dibawa oleh petugas dari Dinas Kesehatan untuk dilakukan uji lab," ungkapnya.
Klaim bukan keracunan
Di sisi lain, Pengawas SD Kecamatan Semboro, Heni Trirahmawati, membantah jika kondisi nan dialami 16 siswa tersebut adalah keracunan setelah mengonsumsi MBG.
"Saya kira itu bukan keracunan. Sebab, tidak semua siswa mual, hanya di satu sekolah saja. Padahal, dari 22 lembaga nan ada di sini (Semboro), ada 18 lembaga nan sudah menerima MBG dan tidak ada masalah," tegasnya.
Kendati demikian, Heni menegaskan bahwa ke depan pihaknya bakal memperketat pengawasan dengan melibatkan pembimbing agar peristiwa serupa tidak terulang.
"Agar perihal serupa tidak terulang, kami bakal melakukan pengawasan lebih ketat lagi dan melibatkan guru-guru. Bila perlu, sebelum makanan diberikan kepada siswa, terlebih dulu dicicipi guru," tandasnya.
Menu MBG Jember mendapat penolakan dari empat lembaga pendidikan di Kecamatan Patrang, ialah SD Negeri Bintoro 5, SD Bintoro 2, SMP Negeri 15, dan TK Dharma Wanita Bintoro 02. Ratusan siswa menolak mengonsumsi makanan nan dibagikan sekolah lantaran mencium aroma tidak sedap.
Guru SDN Bintoro 5, Nur Fadli, membenarkan penolakan tersebut. Menurutnya, para siswa menolak makan lantaran aroma dari hidangan nan disajikan.
"Kemarin anak-anak tidak mau makan dari MBG, katanya bau. Kami pun langsung melakukan pengecekan," kata Fadli, mengutip detikcom, Sabtu (27/9).
Setelah diperiksa, para pembimbing juga mencium aroma lama dari makanan itu dan segera mengamankannya.
"Memang tercium seperti basi. Karena kami tidak mau terjadi hal-hal nan tidak diinginkan, kami langsung mengamankan makanan tersebut," ujarnya.
Fadli menyebutkan, hanya di SDN Bintoro 5 saja terdapat 181 porsi makanan nan sukses diamankan. Ia meminta agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selaku pelaksana program bertanggung jawab.
"Tolong kepada mahir gizi ataupun nan menjalankan MBG untuk Patrang jangan main-main jika makanan untuk anak-anak. Padahal, sudah lama ini tidak layak, bisa keracunan jika dimakan," tegasnya.
Menanggapi perihal ini, Penanggung Jawab SPPG TPA, Achmad Sudiyono, membantah bahwa makanan nan dibagikan dalam kondisi basi. Menurutnya, menu nan dipilih adalah spaghetti nan diolah menggunakan cuka, sehingga aromanya mungkin dianggap tidak sedap.
"Itu tidak basi. Namanya menu spaghetti, kami mengelolanya menggunakan cuka. Mungkin aroma cuka itu nan dianggap basi," bantahnya.
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/dal)
[Gambas:Video CNN]