ARTICLE AD BOX
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/9) bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap rilis info inflasi dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia periode September 2025.
IHSG dibuka menguat 40,25 poin alias 0,50% ke posisi 8.139,58. Sementara golongan 45 saham unggulan alias indeks LQ45 naik 3,78 poin alias 0,47% ke posisi 806,39.
"Ke depan, pasar menantikan sejumlah rilis info ekonomi pada Rabu (1/10/2025), nan berpotensi mempengaruhi pergerakan," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya nan dikutip Senin (29/9).
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan sejumlah rilis info ekonomi domestik, diantaranya info inflasi dan PMI Manufaktur periode September 2025, serta info neraca perdagangan Agustus 2025.
Sebelumnya, pada Agustus 2025 tercatat deflasi 0,08% (mtm) dengan inflasi tahunan 2,31% (yoy). Sementara itu, info PMI Manufaktur Agustus 2025 di level 51,5 alias kembali masuk area ekspansi setelah empat bulan kontraksi.
Neraca perdagangan Juli 2025 tercatat surplus 23,65 miliar dolar AS, ditopang ekspor nonmigas meski sektor migas tetap defisit. Dari mancanegara, konsentrasi pelaku pasar bakal tertuju pada rilis info ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS), nan diperkirakan menunjukkan penambahan 39.000 tenaga kerja nonpertanian dengan tingkat pengangguran 4,3%.
Data ini bakal menjadi kunci arah kebijakan bank sentral AS The Fed setelah pemangkasan suku kembang pertama pada tahun ini, dengan kesempatan penurunan lanjutan pada Oktober dan Desember 2025. Apabila info tenaga kerja kuat, The Fed dapat memperlambat pemangkasan suku bunga, namun, andaikan info melemah dapat memicu kekhawatiran resesi.
Di sisi lain, inflasi nan tetap tinggi juga membikin arah kebijakan moneter tetap penuh tantangan. Selama pekan ini, AS bakal merilis sejumlah info penting, di antaranya laporan JOLTS Agustus 2025, info pengangguran September 2025, hingga non-farm payroll (NFP), setelah sebelumnya lowongan kerja turun ke level terendah dalam 10 bulan di 7,18 juta dan tingkat pengangguran Agustus naik ke 4,3 %.
Daftar Saham Pilihan Pekan Ini
BRI Danareksa Sekuritas menilai ada beberapa katalis krusial nan dapat memengaruhi pergerakan saham pekan ini. Salah satunya adalah kebijakan cukai rokok, ketika pemerintah memastikan tarif cukai rokok tidak naik pada 2026. Keputusan ini memberi kepastian biaya bagi produsen dan mendorong optimisme di sektor tembakau.
Selanjutnya dari sentimen rupiah. Meski tertekan, pemerintah dan BI menegaskan koordinasi untuk menjaga stabilitas kurs. Investor diperkirakan tetap selektif pada sektor melindungi dan komoditas.
Lebih jauh BRI Danareksa melihat, secara historis, IHSG condong positif pada bulan Oktober dengan probabilitas kenaikan 78% dalam 10 tahun terakhir. Hal ini bisa menjadi momentum rebound setelah tekanan di September.
Selain itu, stimulus pemerintah lewat paket “8+4” berupa support pangan, program cash-for-work, dan magang diperkirakan mendorong konsumsi rumah tangga pada kuartal IV/2025, menguntungkan sektor consumer.
BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan tiga saham unggulan nan dinilai menarik untuk perdagangan pekan ini:
- PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)
Kepastian cukai rokok tidak naik pada 2026 serta rencana area industri hasil tembakau nan bakal menekan peredaran rokok ilegal. BRI Danareksa merekomendasikan beli saham HMSP di Rp 800–850. Target nilai Rp 935–1.000 dan stop loss di bawah Rp 775.
- PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)
Aksi akumulasi asing serta tren nilai daya nan tetap solid menjadi katalis untuk saham TOBA. BRI Danareka merekomendasikan beli di R p1.150–1.255. Selanjutnya sasaran nilai Rp 1.420–1.500, stop loss di bawah Rp 1.150.
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
BUMI menjadi saham paling banyak diakumulasi asing pekan lampau dengan total Rp 253,94 miliar. Rekomendasi beli saham BUMI di Rp 140–150, sasaran nilai Rp 164–174. Selanjutnya stop loss di bawah Rp 130.